Senin, 25 Juni 2018


Memupuskan Harapan
(Oleh: Usi Supinar)

Terucapkan salam dari pagi diiringi senyum indahnya mentari
Tak kulupa kau pernah buatku ulaskan senyum terindah
Tapi mengapa perlahan senyum itu kian memudar
Kuakui, aku tak mengerti

Tersampaikan kehangatan dari siang dibarengi cerah birunya langit
Tak kulupa kau pernah buatku miliki harapan bermasa depan cerah
Tapi mengapa perlahan harapan itu kian sirna
Kuakui, aku tak mengerti

Terbalutkan kegelapan dari malam diikuti cemas deritnya jangkrik
Tak kulupa kau pernah buatku sakit, sampai aku merasa cemas dalam kegelapan
Tapi mengapa perlahan gelap itu kian menyesakkan
Kuakui, aku tak mengerti

Bukan kau tak berarti
Tapi apa daya semua harus kuakhiri
Bukan berarti kau bukan yang terbaik
Tapi aku hanya berusaha dapatkan masa depan yang lebih baik
Bukan baik kau pertahankan sakit
Tapi aku tak ingin batin ini terus terbalut sakit

Aku memilihnya, bukan karena ia lebih baik darimu
Karna dia hanya bisa berusaha lebih baik demi cintaku
Aku mencintanya, bukan karena cintanya lebih indah darimu
Karna dia hanya bisa berusaha untuk selalu bersamaku
Aku bersamanya, bukan karena aku tak mendapatkan kebahagiaan darimu
Karna dia hanya bisa berusaha membersamaiku untuk dapatkan kebahagian di masa depanku

Maafkan aku, relakan aku
Kutahu, ada yang terbaik sedang menantimu
Bukan aku, yang katamu hanya sekedar “Memupuskan Harapan”-mu.


Purwakarta, 11 Juni 2018_7.05




Harapan yang Pupus
(Oleh: Usi Supinar)

Kutahu, ku tak sesempurna yang kau harapkan
Goresan garis wajahmu yang kulukiskan dalam kanvas putih pun masih ada kecacatan
Kutahu, ku tak seindah yang kau dambakan
Mimpi indah mengarungi hidup bersamamu pun telah sirna ditelan kegelapan

Harapku rapuh digores kesakitan
Harapku runtuh ditimpa kenistaan
Harapku hancur dicabik penghianatan
Harapku hangus dibakar kebiadaban

Harapku…
Pupus!
Hilang direnggutnya kebahagiaanku
Sirna diambilnya harapanku

Wahai gadis impian
Maafkan aku.. yang tak bisa nyatakan mimpimu
            yang tak sanggup ulaskan senyummu
            yang tak siap gapaikan kebahagiaan untukmu
Sehingga kau pilih dia,
Dia yang mungkin kau nobatkan tuk jadi penjaga demi tak tersakitinya perasaan
Meski manusia tak pernah dimungkinkan tak menyakiti
Seperti kau sakiti aku kini
Penuh duri menusuk dalam sanubari

Duhai…
Semoga bahagia disana,
bersamanya… Kutitipkan cinta dalam sakit dan perih.
Lupakanlah aku yang tengah tertusuk perih.


Purwakarta, 11 Juni 2018_06.38


Kamis, 07 Juni 2018


Yang Terulang
(Oleh: Usi Supinar)

Di sejuknya subuh,
Aku terduduk dalam ragu
Meratapi atas asa dan harap di depanku
Untuk bangkitpun aku malu
Mungkin tak pantas aku berharap, manusia penuh keterbatasan yang hanya mampu meratap

Di gersangnya siangku,
Aku  
Menggertak rasa dan emosi dibenakku
Hanya sekedar gertakan,
Tak banyak yang bisa kulakukan, manusia bodoh penuh dosa dan kealfaan

Di gelapnya malamku,
Aku tersungkur dalam sujud
Menangis terisak atas apa yang telah lalu
Sehari penuh kuserahkan lahir batinku untuk ketidakpastian dalam genggaman busuk dan nistanya nafsu dunia
Entah berantah kujalani semua fatamorgana
Tanpa pikir akan balasan luka dan siksa
Aku terus menangis dalam sujud
Pantaskah aku lakukan ini?
Pantaskah aku lakukan ini!?
Tanpa kepastian ampunan karna di hati masih banyak kemunafikan

Rabbku. Aku malu! Aku ragu!
Secepat harap mendapat ampunan
Secapat lagi kuulang kebiadaban
Rabbku… Tolong aku. Jangan biarkan aku terulang dalam laku kenistaan.

Jatinangor, 07 Juni 2018_14.39



Kutitipkan Dia!
(Oleh: Usi Supinar)

Dik,
Cantik rupaku mungkin tak seindah senyum manismu
Sapa hormatku mungkin tak setulus taatmu
Sujud dan rukukku mungkin tak sekhusyu ibadahmu
Usahaku pun mungkin tak setebal keimananmu

Aku iri padamu,
Cantikmu terpancar dari hati terdalam, indah dan syahdu

Pantas ia begitu menyanjung dirimu

Dik, satu harapku
Semoga kau mampu menjaganya
Menjaga cinta tulusnya
Menjaga indah sifatnya
Menjaga semua yang kukagumi darinya

Pun aku disini menjaga asa dan harapku,
Agar tak menyakiti dia,
Biarpun disertai rasa hampa
Biarpun diliput rasa tak suka
Biarpun didekap rasa tak rela

Dik, maafkan aku masih selalu memikirkannya
Kutitipkan dia, yang pernah membuatku bahagia

Jatinangor, 07 Juni 2018_14.14