Memupuskan Harapan
(Oleh:
Usi Supinar)
Terucapkan salam dari pagi diiringi senyum indahnya
mentari
Tak kulupa kau pernah buatku ulaskan senyum terindah
Tapi mengapa perlahan senyum itu kian memudar
Kuakui, aku tak mengerti
Tersampaikan kehangatan dari siang dibarengi cerah
birunya langit
Tak kulupa kau pernah buatku miliki harapan bermasa
depan cerah
Tapi mengapa perlahan harapan itu kian sirna
Kuakui, aku tak mengerti
Terbalutkan kegelapan dari malam diikuti cemas
deritnya jangkrik
Tak kulupa kau pernah buatku sakit, sampai aku merasa
cemas dalam kegelapan
Tapi mengapa perlahan gelap itu kian menyesakkan
Kuakui, aku tak mengerti
Bukan kau tak berarti
Tapi apa daya semua harus kuakhiri
Bukan berarti kau bukan yang terbaik
Tapi aku hanya berusaha dapatkan masa depan yang lebih
baik
Bukan baik kau pertahankan sakit
Tapi aku tak ingin batin ini terus terbalut sakit
Aku memilihnya, bukan karena ia lebih baik darimu
Karna dia hanya bisa berusaha lebih baik demi cintaku
Aku mencintanya, bukan karena cintanya lebih indah
darimu
Karna dia hanya bisa berusaha untuk selalu bersamaku
Aku bersamanya, bukan karena aku tak mendapatkan
kebahagiaan darimu
Karna dia hanya bisa berusaha membersamaiku untuk
dapatkan kebahagian di masa depanku
Maafkan aku, relakan aku
Kutahu, ada yang terbaik sedang menantimu
Bukan aku, yang katamu hanya sekedar “Memupuskan
Harapan”-mu.
Purwakarta, 11 Juni 2018_7.05