Masih
adakah Kau untukku???
Buah Pena: Usi Supinar
Aku tak tahu, berapa ribu maaf yang harus
kuucap
Aku tak faham, berapa lama aku harus memohon
ampunan
Bahkan.. aku tak mengerti, mengapa aku tak
punya malu telah melakukan ini yang jelas-jelas Kau tahu. Ini salah. Ini jahat.
Ini biadab!
Kini aku hanya bisa menyesal
Menahan nafas tersenggal
Memaki
Meratapi semua yang telah terjadi
Menghujat
Mengoyak amarah sisa maksiat
Mengapa tak Kau tunjukan kemarahanMu kepadaku
saat ini juga?
Apa karena Kau bosan marah kepadaku?
Atau sudah tak Kau anggap lagi posisiku
sebagai hamba-Mu?
Mungkin Kau t’lah lupakan aku?
Saking besar dan banyaknya kealfaanku,
sehingga menutupi pandangan-Mu kepada-Ku. Manusia yang tak tahu diri ini. Manusia
yang tak tahu malu ini. Manusia yang terus menerus dan terus melakukan dosa demi
dosa. Demi kepuasan nafsu belaka. Demi mengekar fatamorgana.
Gila kurasa!
Aku telah gila dibuai bayang-bayang indahnya
dunia, yang bahkan aku tak tahu di sebelah mana ujung dari keindahan ini. Kebiadaban
ini.
Seandainya Kau masih pedulikan aku. Apakah Kau
tak akan berpaling dariku?
Aku malu...
Aku malu Jika Kau terus menatapku, dalam
keadaan aku masih berbalut kemunafikan. Kebiadaban.
Aku ragu...
Aku ragu apakah Kau masih ada untukku?
Membiarkanku berada di tepi jurang penderitaan.
Aku... takut!
Takut... Kau tak akan menolongku...di detik
terakhir...langkah... menuju jurang curam itu,
Jatinangor, 11 Juni 20017