Sabtu, 23 September 2017

Terseret Kemunafikan
(Oleh: Usi Supinar)

Larut malam menenggelamkan kelamku
Tidak.
Ia tak mampu sedikitpun menutupi luka
Yang kurassa justru lukaku semakin menganga
Desir angin malam pun nampaknya tak mampu hembuskan kesejukan sedikitpun
Terlalu dingin mungkin.
Maka angin tak sanggup tepiskan luka

Terkadang aku bingung
Mengapa Tuhan ciptakan rasa dengki di hati setiap hamba-Nya?
Sedang seorang hamba disini tak sanggup disesakkkan rasa itu
Kurasa aku mulai terseret dalam kemunafikkan jiwa
Berpura-pura tegar dihadapan setiap lawan bicara
Namun hati dan rasa tercabik dalam derita
Setiap saat ia tertusuk oleh hentakan emosi yang meluap
Ia tak sanggup menahan setiap tekanan yang menghimpit ruangnya
Mungkin esok atau lusa ia akan kembali meledak
Mengalirkan lahar dari luapan emosi dan penderitaan
Adakah lawan bicara yang mampu meredam ledakannya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar