Terseret Kemunafikan
(Oleh: Usi Supinar)
Larut malam menenggelamkan kelamku
Tidak.
Ia tak mampu sedikitpun menutupi luka
Yang kurassa justru lukaku semakin menganga
Desir angin malam pun nampaknya tak mampu
hembuskan kesejukan sedikitpun
Terlalu dingin mungkin.
Maka angin tak sanggup tepiskan luka
Terkadang aku bingung
Mengapa Tuhan ciptakan rasa dengki di hati
setiap hamba-Nya?
Sedang seorang hamba disini tak sanggup disesakkkan
rasa itu
Kurasa aku mulai terseret dalam kemunafikkan
jiwa
Berpura-pura tegar dihadapan setiap lawan
bicara
Namun hati dan rasa tercabik dalam derita
Setiap saat ia tertusuk oleh hentakan emosi
yang meluap
Ia tak sanggup menahan setiap tekanan yang
menghimpit ruangnya
Mungkin esok atau lusa ia akan kembali meledak
Mengalirkan lahar dari luapan emosi dan
penderitaan
Adakah lawan bicara yang mampu meredam
ledakannya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar