Kau Tumpahkan Kopi Hitam Pekat Tepat di Wajahku
Oleh: Usi Supinar
(dalam Rasa Dalam Secangkir Kopi.
2016. Mawar Publisher)
Bismillah...
Pekat melekat tetap
tak terelak
Hitam kelam menerkam
seram
Secangkir kopi hitam
legam yang kau suguhkan sore tadi
Menarik perhatianku
‘tuk sekedar mencicipinya
Andai desir nadiku mungkin mengerti
Pasti ia tak mungkin
menyangkal
Bahwa kopi hitam legam
itu lekatkan pahit
Bahwa kopi hitam legam
itu rekatkan sulit
Bahwa kopi hitam legam
itu pekatkan sakit
Bahwa kopi hitam legam
itu ‘kan tertumpah di wajahku
Pekatnya menggelapkan
masa depan dan harapan
Terbayang pagar
penghalang kegelapan di barat dan selatan membentang
Pahitnya biaskan
kesakitan dalam nestapa
Tak terbayang warna
dan rasa dalam senyuman
Hanya rupakah?
Apakah hanya tampak rupa
saja?
Jika senyum hanyalah
rupa, bahagia bukanlah nyata
Jika tangis hanyalah
rupa, luka adalah nyata
Mengapa bukan kopi
mocha dengan nikmatnya kelembutan coklat
Atau cappucino yang mentuhankan
kesempurnaan
Mungkin frappe yang dingin namun
menggelitik
Sampai expresso dengan kemegahan
indahnya susu
Bahkan latte yang setia membelai
penuh kelembutan
Mengapa tak itu semua
yang kau suguhkan padaku?
Mengapa harus si hitam
kelam yang kini menutupi rupa dan parasku?
Tegakah kau tumpahkan
kesuraman dalam masa depanku?
Kurasa...
Tak mungkin kusanggup
menjilati tetes dami tetes kepahitan ini
(Sumedang, 09 Mei 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar