Sabtu, 15 September 2018


Berharap Adanya Tempat Berlabuh
(Oleh : Usi Supinar)

Ia tersandung di ujung mendung
Kakinya terjerat batinnya terperanjat
Ada rasa yang tak terbendung
Semua kekeliruan di benaknya terserirat

Ia termenung
Cekram tangannya erat

Ia lelah dengan perjalanan panjang melawan ketidakadilan
Semua seakan menyalahkan
Segala tuduh menyesakkan dada, menghempaskan angan
Kesalahan terlalu besar mungkin,
Sampai semua ego tak dapat menerimanya lagi
Kekeliruan terlalu banyak mungkin,
Hingga maaf pun sulit ia gapai lagi

Isaknya tak lagi terdengar
Sebab hati terlalu gahar

Air matanya mengering
Kerontang hati pun hanya buat ia bergeming

Tak banyak kata terucap
Hanya ratap

Semua mata tertuju padanya menusuk hingga sampai kebatinnya
Mengisyaratkan bahwa semua kesalahan bersumber dari dirinya
Mengusik hati yang tengah mencari kedamaian dalam diamnya
Mencabik naluri yang tengah pencari kebenaran dalam langkahnya
Memekik batinnya perih tergores semua pandangan yang terlalu tajam menghujamnya

Salahkah ia berusaha biar hanya sekedar menahan nafsu dalam diam?
Salahkah ia diam dari kecamuk rasa bersalah di isi kepalanya berlarian?
Salahkah ia berlari manjauhi caci, sekadar maafpun tak bisa ia genggam.

Sayang, ia tak mampu lagi berlari
Kesalahannya menggembok ucap agar tak terungkap
Rantai keliru menjadi belenggu terlalu kuat mengikat hati yang terperangkap
Dimanakah batinnya bisa beristirahat biar hanya sekadar hinggap?
Sayang, ia tak harap sekadar hinggap
Ia butuh tempat singgah dan menetap

Sebuah tempat berlabuh untuk mengistirahatkan lelah perjalan penuh makian, hanya itu yang kini ia harap!

Ruang Gelap Penuh Ratap, 15 September 2018_22:38

BuahPenaUsiSupinar.blogspot.com 
#30DWCJILID14 
#SQUAD7 
#HariKe-25
#Bismillah...
.
.
Semoga Allah tunjukkan arah menuju tempat singgah yang jauh dari segala kesalahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar