Berharap Adanya
Tempat Berlabuh
(Oleh : Usi
Supinar)
Ia
tersandung di ujung mendung
Kakinya
terjerat batinnya terperanjat
Ada
rasa yang tak terbendung
Semua
kekeliruan di benaknya terserirat
Ia
termenung
Cekram
tangannya erat
Ia
lelah dengan perjalanan panjang melawan ketidakadilan
Semua
seakan menyalahkan
Segala
tuduh menyesakkan dada, menghempaskan angan
Kesalahan
terlalu besar mungkin,
Sampai
semua ego tak dapat menerimanya lagi
Kekeliruan
terlalu banyak mungkin,
Hingga
maaf pun sulit ia gapai lagi
Isaknya
tak lagi terdengar
Sebab
hati terlalu gahar
Air
matanya mengering
Kerontang
hati pun hanya buat ia bergeming
Tak
banyak kata terucap
Hanya
ratap
Semua
mata tertuju padanya menusuk hingga sampai kebatinnya
Mengisyaratkan
bahwa semua kesalahan bersumber dari dirinya
Mengusik
hati yang tengah mencari kedamaian dalam diamnya
Mencabik
naluri yang tengah pencari kebenaran dalam langkahnya
Memekik
batinnya perih tergores semua pandangan yang terlalu tajam menghujamnya
Salahkah
ia berusaha biar hanya sekedar menahan nafsu dalam diam?
Salahkah
ia diam dari kecamuk rasa bersalah di isi kepalanya berlarian?
Salahkah
ia berlari manjauhi caci, sekadar maafpun tak bisa ia genggam.
Sayang,
ia tak mampu lagi berlari
Kesalahannya
menggembok ucap agar tak terungkap
Rantai
keliru menjadi belenggu terlalu kuat mengikat hati yang terperangkap
Dimanakah
batinnya bisa beristirahat biar hanya sekadar hinggap?
Sayang,
ia tak harap sekadar hinggap
Ia
butuh tempat singgah dan menetap
Sebuah
tempat berlabuh untuk mengistirahatkan lelah perjalan penuh makian, hanya itu yang
kini ia harap!
Ruang Gelap Penuh Ratap, 15 September 2018_22:38
Semoga Allah tunjukkan arah menuju tempat singgah yang jauh dari segala
kesalahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar