Kelumit Kalimat Pamit
(Oleh : Usi Supinar)
Tertunduk ia menyusuri
jalanan ramai
Benaknya berkecamuk
berharap damai
Sayang damai tak
mungkin ia capai
Sebab harap belum mampu
ia gapai
Haruskah ia lepaskan
andai?
Tak mampukah senyum ia
tuai?
Berartikah jika semua
harus usai?
Siapa menantinya jika
ia tanpa andai?
Duhai…
Ia kelelahan kawan,
Setengah jam berlalu,
ia berucap pamit
Segala kecamuk
berkelumit
Benaknya sesak berucap
amit
Maaf…
“Aku Pergi” ia berucap
tak bersuara
Pedulikah ramai pada
lelahnya andai?
Ia senyap dalam ramai
Akankah esok ia
kembali?
Dapat kupastikan tak ada yang peduli!
Melirikpun semua senyap
tuli
Hanya manusia bodoh
berharap ia akan berbalik biar hanya sekali
Namun sayang, Tak ada duhai
kawan! Hanya batin perihnya yang pantas mengadili
Rabbiiii…
Pantaskah ia dapati
sebuah janji suci tanpa maki?
Semakin lelah ia terus
meratapi dalam rumitnya mendaki
Apakah ada Ya Rabbi?
Apakah ada harap disana untuk bisa dimiliki?
Tak mungkin ia pamit
pergi tanpa kembali, biarpun langit tak henti memaki
Duhai…
Ia benar-benar pergi
Pamitnya tak terungkap
lagi
Ia kembali? Tak ada yang
mengikat janji
Rumit
Jalanan Berbatu Meninggalkan Bandung Yang Mendung, 01 September 2018_15:49
BuahPenaUsiSupinar.blogspot.com
#30DWCJILID14
#SQUAD7
#HariKe-11
#Bismillah...
#30DWCJILID14
#SQUAD7
#HariKe-11
#Bismillah...
Serahkan hanya pada Rabb-mu,
ketika kau harus pergi! :))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar