Literatur
Terbaik
(Oleh : Usi
Supinar)
Di
dua pertiga malam ia bangun dari lelapnya
Sebelumnya
ia bergumam, tak ada sedikitpun niat untuk menyombongkan apa yang ia lakukan
Sebab
sebagai makhluk yang penuh kebusukan mana ada yang bisa disombongkan
Ia
teringat dengan sebuah ayat yang cukup membuatnya tercekat petang tadi.
Lembaran
indah yang mengingatkan, bahwa betapa cinta-Nya tak ada yang menandingi.
“Dan
pada sebagian malam, maka bertahajjudlah sebagai nafilah bagimu. Semoga Tuhanmu
membangkitkanmu di sebuah kedudukan yang terpuji.” {Q.S Al-Isra (17) : 79}
Bagaimana
mungkin ia dapatkan ibadah tambahan terbaiknya jika ia terus pulas dengan
keterpurukannya?
Pantas
ia dapatkan hatinya gelisah, dirasa hanya ia makhluk yang hina dan tak berguna
dalam nalurinya
Tak
sanggup ia puaskan batin dan nalarnya
Pantas
saja…
Hatinya
kerontang dan usang
Sebab
ia tak dapatkan kedudukan terpuji di hadapan Rabb-nya.
Pantas
saja…
Kembali
ia buka lembaran kalam indah-Nya.
Pada
sebuah ayat ia terpana,
“Sesungguhnya
Tuhanmu mengetahui bahwa engkau (Muhammad) berdiri (shalat) kurang dari dua pertiga
malam, atau seperdua malam, atau sepertiganya, dan (demikian pula) segolongan
dari orang-orang yang bersamamu…” {Q.S Al-Mussammil (73) : 20}
Bagaimana
mungkin ia termasuk orang yang bersama dengan Rosulnya jika untuk bangun dan
menyingkapkan selimut saja ia tak mampu?
Malu
tiba-tiba berkecamuk di benaknya
Lembaran
demi lembaran ia buka, ia baca, dan ia resapi
Betapa
indah ayat demi ayat yang dapat menuntunnya ini
Literatur
terbaik, tak ada yang dapat menandingi
Bukti
terindah bahwa Allah Maha Mengasihi
Mampukah
ia raih literasi sedang masih ada kelumit dunia di hati?
Pojok kamar, memojokkan diri di hadapan Illahi, 09
September 2018_02:22
Bangun dari lelapmu, singkapkan selimutmu, bangkitlah kamu, pertemukan
hatimu dengan Rabb-mu… J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar