Pendakian Penuh Makian
(Oleh : Usi Supinar)
Memang seperti itu
alurnya kawan
Telah berlalu
berpekan-pekan
Haruskah timbul
penyesalan?
Semua mata terpana
Semua rasa menerka
Semua salah di mata
mereka
Setapak tak lagi
ditemui
Alur jalan telah jauh
beda mendaki
Biar seakan ia disalahi
Hidupnya sepi, tak
berarti. Bertambah hampa tanpa arah penuh nestapa
Seakan beda, jadi
alasan tak lagi menanti. Malam mencekam menenggelamkan lara
Benar di benaknya,
salah di setiap jiwa mendapati. Benci padanya menyebut tanpa suara
Jalan panjang berbeda
telah ia tapaki
Biarlah mulut mereka
memaki
Biar sumpah serapah
menyoraki
Ia tak harap semua
mendekap penuh kasih
Jika hanya ungkap penuh
munafik dalam kecamuk setiap desih
Percuma kentara baik
bagi mereka, jika hanya goreskan perih dan lahirkan selisih
Berjalan ia sepanjang
malam gulita tanpa pelita
Menapaki terjal dan
curam tanpa kata dan cerita
Batin perempuan lusuh
itu rapuh dan jauh masih tersita
Kala ia terjatuh,
peluhnya menyentuh tanah terhempas dari hati yang kerontang
Ia merasa dirinya
sekedar sampah tak berguna membuat semua mata gersang
Menengadahnya
tergantikan gamang, biarkan rasa saja yang mengawang
Terbang menjauhi diri,
mendekati Sang Illahi.
Jalan
Lain Menuju Bukit, 05 September 2018_21:06
Biarkan mereka tak melihat baikmu,
Biarkan langkah menunjukkan jalan terbaikmu :))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar