Minggu, 02 September 2018


Lamunannya di Bangku Kayu
(Oleh : Usi Supinar)

Aroma debu menyertai rintik gerimis terhirup masuk pada aliran napas panjangnya
Ia tersenyum simpul ketika kabut mulai mengepul

Ah…
Desahnya kesal dengan rasa tak karuan yang terus berkecamuk di benaknya
Ada apa dengannya?
Ia terduduk di bangku kayu depan rumahnya
Lagi-lagi sambil tersenyum ia mengusap wajah dan kembali tenggelam dalam lamunannya

Kemana lamunan itu pergi?
Apakah hanyut terbawa arus aliran air?
Atau tertiup embus angin?

Matanya terpejam, khayalannya semakin dalam
Ia mulai merangkai rasa tak karuan yang sejak tadi terpendam
Hatinya bergumam
Apakah andai bisa ia genggam?
Setelah adanya harap yang memecah rasa mengidam
Ia tak mampu jika lagi-lagi harus tertikam

Ia butuh kepastian kawan…
Bukan sekedar bualan

Aroma debu kembali terhirup
Lagi-lagi andainya menyelusup
Aroma itu mengingatkannya kala sepasang tangan bertangkup
Terlintas sepasang indahnya sayup
Yang tak sengaja pernah penuh perhatian membuat jantungnya tiba-tiba berdegup
Ia gugup! Membayangkannya saja ia gugup…

Di bangku kayu ia mulai bersandar
Berusaha semakin jauh ia mengarungi alam bawah sadar
Menerjemahkan setiap lalu lalang akal yang semakin liar
Angannya tak kunjung memudar
Semakin jauh ia menerka rahapan yang kian memapar
Tanpa sadar doanya terpanjat, berharap angannya segera terbayar

Bangkit ia mulai tersadar,
Matanya berbinar…

Tak sabar ia menunggu kabar!

Bangku Kayu Bertudung Langit Biru, 02 September 2018_10:57

BuahPenaUsiSupinar.blogspot.com 
#30DWCJILID14 
#SQUAD7 
#HariKe-12
#Bismillah...

Biarkan harapmu terbang bebas, Biar Allah yang menjawab doamu… :))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar