Selasa, 18 September 2018


Bulan Tak Pedulikannya
(Oleh : Usi Supinar)

Malam semakin larut
Sedangkan matanya tak juga luput
Ia putuskan untuk keluar dari bilik tersudut
Biar saja tubuhnya membawa angannya hanyut
Biar saja pikirnya berkeliaran mencari sebuah cahaya tak berkabut

Pencariannya berhenti di sebuah lembah penuh dahaga
Tersinari redupnya bulan malam ini
Mungkin bulan lelah melihat keterpurukannya
Mungkin bulan bosan mendengar segala keluhnya
Mungkin bulan muak jika harus memahami egonya

Bulan semakin mendung kala ia
mengadukan keluhnya
Bulan seakan tak peduli pada dirinya yang tengah berkabung
Bulan tak pernah tahu kabungnya akan sanubarinya

Cukup sudah ia lelah di siang penuh gundah
Tak bolehkah ia tenang dalam malam damai?

Ia bersandar pada gelapnya malam,
Sayang sang bulan tak membuatnya damai, hanya kelam.

Tak sadarkah ia betapa bulan sama sekali tak akan pernah mampu hilangkan gundah di hatinya
Tak akan pernah kabulkan segala harap di hatinya
Tak akan pernah bisa hadirkan damai di hatinya
Tam akan pernah!

Lantas, pada siapa ia adukan segala sakit ini?
Cukup langit tak menganggap keberadaannya
Matahari hanya menertawainya
Juga kah, bulan tak menanggapinya?

Bulan... pada siapa dia harus curahkan segenap rasa?
Kala hati gundah gulana
Kala akal tak berguna
Kala lahir dan batinnya jauh dari kata sempurna.

Bulan... Tunjukkan padanya sosok yang mampu hapuskan luka!
Belum ia sadari, Rabb-nya Penuh Cinta Mengawasi.


Malam Kelam Pedalaman Bandung, 18 September 2018_22:34

BuahPenaUsiSupinar.blogspot.com

#30DWCJILID14
#SQUAD7
#DAY28
#Bismillah

Allah Maha Memerhatikannya. Biarpun ia hanya memerhatikan sesama makhluk-Nya. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar