Bulan Tak Pedulikannya
(Oleh : Usi Supinar)
Malam semakin larut
Sedangkan matanya tak
juga luput
Ia putuskan untuk
keluar dari bilik tersudut
Biar saja tubuhnya
membawa angannya hanyut
Biar saja pikirnya
berkeliaran mencari sebuah cahaya tak berkabut
Pencariannya berhenti
di sebuah lembah penuh dahaga
Tersinari redupnya
bulan malam ini
Mungkin bulan lelah
melihat keterpurukannya
Mungkin bulan bosan
mendengar segala keluhnya
Mungkin bulan muak jika
harus memahami egonya
Bulan semakin mendung
kala ia
mengadukan keluhnya
Bulan seakan tak peduli
pada dirinya yang tengah berkabung
Bulan tak pernah tahu
kabungnya akan sanubarinya
Cukup sudah ia lelah di
siang penuh gundah
Tak bolehkah ia tenang
dalam malam damai?
Ia bersandar pada
gelapnya malam,
Sayang sang bulan tak
membuatnya damai, hanya kelam.
Tak sadarkah ia betapa
bulan sama sekali tak akan pernah mampu hilangkan gundah di hatinya
Tak akan pernah
kabulkan segala harap di hatinya
Tak akan pernah bisa
hadirkan damai di hatinya
Tam akan pernah!
Lantas, pada siapa ia
adukan segala sakit ini?
Cukup langit tak
menganggap keberadaannya
Matahari hanya
menertawainya
Juga kah, bulan tak
menanggapinya?
Bulan... pada siapa dia
harus curahkan segenap rasa?
Kala hati gundah gulana
Kala akal tak berguna
Kala lahir dan batinnya
jauh dari kata sempurna.
Bulan... Tunjukkan
padanya sosok yang mampu hapuskan luka!
Belum ia sadari,
Rabb-nya Penuh Cinta Mengawasi.
Malam Kelam Pedalaman
Bandung, 18 September 2018_22:34
BuahPenaUsiSupinar.blogspot.com
#30DWCJILID14
#SQUAD7
#DAY28
#Bismillah
Allah Maha
Memerhatikannya. Biarpun ia hanya memerhatikan sesama makhluk-Nya. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar